Ansyahrul : Hakim Bukan Sekedar Profesi untuk Mencari Penghasilan 


Setelah mendapatkan arahan dari Presiden dan Ketua Mahkamah Agung, selanjutnya para Calon Hakim mendapatkan arahan dari para ahli seperti Ketua Komisi Yudisial (KY), Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ketua Ombudsman, dan Mantan Hakim Tinggi Ansyahrul pada siang di Pusdiklat MA (21/2). Para peserta terlihat tetap antusias mendengarkan arahan dari pemateri yang memaparkan materinya dengan lugas dan menarik. Ketua KY Aidil Fitri menjelaskan bahwa Hakim itu profesi yang independen, tidak boleh bergantung dan berpihak pada siapapun, namun meski begitu Hakim bukan profesi yang kedap aspirasi, kedap masukan, kedap terhadap nilai-nilai sosial. Hakim tetap harus akuntabilitas, harus bertanggung jawab terhadap publik dalam menciptakan rasa keadilan. 

Ansyahrul sebagai salah satu pemateri mengatakan bahwa Hakim bukan sekedar profesi untuk mencari penghasilan, karena profesi Hakim adalah profesi yang langsung bertanggung jawab kepada Tuhan. Peradilan itu domainnya, otoritasnya Tuhan, kemudian Tuhan mendelegasikan secuil kekuasaannya kepada Hakim, itulah mengapa Hakim diistilahkan wakil tuhan di muka bumi ini. Penulis buku Sejarah Peradilan Umum di Jakarta menegaksan bahwa Hakim itu profesi yang dipilihkan Tuhan, bukan kita yang memilih menjad Hakim. "Berapa banyak orang yang lebih pintar dari kalian, namun kalian yang dipilih menjadi Hakim bukan mereka", Kata Ansyahrul kepada para Cakim. "Hakim itu pilihan Tuhan, bukan kita, maka jika ada Hakim yang memperjualbelikan hukum, Hakim yang zolim, mereka adalah Hakim yang paling sempurna tingkat kejahatannya.", Tambahnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Anysahrul juga menjelaskan beban dan tantangan Hakim di Indonesia, salah dua beban adalah, pertama bahwa peradilan Indonesia berdasarkan Demi Keadilan Ketuhanan Yang Esa. Keadilan yang langsung direferensikan kepada yang hakiki yaitu Tuhan. Inilah beban, tidak bisa main-main dalam memutus, karena langsung kepada Tuhan. Kedua, Sistem peradilan di Indonesia sangat terbuka. Siapapun bermasalah boleh ke pengadilan. Di negara lain tidak ada praktek seperti itu, maka inilah beban para Hakim Indonesia. Sedangkan salah satu tantangan menurut Ansyahrul adalah bahwa Indonesia adalah negara yang majemuk, ras, agama, dan keberagaman lainnya. Namun mantan Hakim yang masih aktif menulis dan mengajar itu mengatakan bahwa beban dan tantangan itu tidak akan berat jika semua tugas sebagai Hakim dipulangkan kepada pemilik keadilan yang Hakiki, Tuhan Yang Maha Esa. "Hakim yang berjalan di jalan yang lurus, Tuhan akan selalu membersamainya, namun ketika Hakim sudah berbuat curang, Tuhan meninggalkannya diganti syetan yang akan membersamainya.", Pesan Ansyahrul kepada semua Cakim. 

Dikutip dari Situs Resmi Mahkamah Agung Republik Indonesia 

(@x_cisadane)

Tekan play untuk mengaktifkan fitur baca